Monday, January 28, 2008

Tazkirah : Kematian Hati

Oleh: Alm. K.H. Rahmat Abdullah (Tarbawi)
Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.
Banyak orang cepat datang ke shaf shalatlayaknya orang yang amat merindukankekasih. Sayang ternyata ia datangtergesa-gesa hanya agar dapat segerapergi. Seperti penagih hutang yang kejamia perlakukan tuhannya. Dari jahilengkau disuruh berilmu dan tak ada izinuntuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang Allahberikan. Tanpa itu alangkah besarkemurkaan Allah atasmu.Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyapditingkah rintih istighfar, kecupak air wudhu di dingin malam, lapar perut karena shaum atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagimujahid, lalu puas meyakini itu tanparasa ngeri.As-shiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetarsaat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikandiriku lebih baik daripada sangkaanmereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah dakulantaran ketidaktahuan mereka," ucapnya lirih.Ada orang bekerja keras denganmengorbankan begitu banyak harta dandana, lalu ia lupakan semua itu dan takpernah mengenangnya lagi. Ada orangberamal besar dan selalumengingat-ingatnya, bahkan sebagianmenyebut-nyebutnya kepada khalayak. Adaorang beramal sedikit dan mengklaimamalnya sangat banyak. Dan ada orangyang sama sekali tak pernah beramal,lalu merasa banyak amal dan menyalahkanbanyak orang karena kekurangan atauketidaksesuaian amal mereka denganambisi pribadinya, atau tidak mau kalahatau tertinggal di belakang parapejuang. Mereka telah menukar kerja dankata.Dimana kau letakkan dirimu? Saat kecil,engkau begitu takut gelap, suara dansegala yang asing. Begitu kerap engkaubergetar dan takut, sampai sesudahpengalaman dan ilmu makin bertambah,engkaupun berani tampil di depan seorangkaisar tanpa rasa gentar. Telah berapahari engkau hidup dalam lumpur yangmembunuh hatimu sehingga getarannya takterasa lagi saat obyek ma'siatmenggodamu dan engkau menikmatinya? Malukepada Allah dan hati nurani tak ada lagi.Malam-malam berharga berlalu tanpa saturakaatpun kau kerjakan. Usia berkurangbanyak tanpa jenjang kedewasaan ruhanibertambah tinggi. Rasa malu kepadaAllah, dimana kau kubur dia?Di luar sana rasa malu tak punya harga.Mereka jual diri secara terbuka lewatlayar kaca, sampul majalah atau bahkanmelalui penawaran langsung. 228.000remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU 25% mengakutelah berzina dan hampir separuhnyasetuju remaja berhubungan seks di luarnikah asal jangan perkosaan, walaupunpada saatnya mereka memperkosa.Dan masyarakat memanjakan mereka, karena"mereka masih d ibawah usia." Mungkinengkau mulai berfikir, "Jamaklah, bilaaku main mata dengan aktifis perempuan--bila engkau laki-laki atau sebaliknya(akhi dan ukhti)-- dicelah-celah rapatatau berdialog dalam jarak sangat dekatatau bertelepon dengan menambah waktusekedar melepas kejenuhan dengan candajarak jauh." Betapa jamaknya 'dosakecil' itu dalam hatimu. Kemanagetarannya yang gelisah dan terlukadulu, saat "TV Thaghut" menyiarkansegala "kesombongan jahiliyah dan maksiat?"Saat engkau mau muntah melihat laki-lakiberpakaian perempuan, karena kau sangatpercaya kepada ustadzmu yang mengatakan,"Jika Allah melaknat laki-laki berbusanaperempuan dan perempuan berpakaianlaki-laki, apa tertawa riang menontonakting mereka tidak dilaknat?" Ataukahtaqwa berlaku saat berkumpul bersama danyang paling tinggi berteriak "Ini tidakislami" berarti ia paling islami, lalusesudah itu urusan kesendirian tinggallah antara engkau dengan lamunanmu, takada Allah disana?Sekarang kau telah jadi kader hebat.Tidak lagi malu-malu tampil. Justruengkau sangat malu untuk menahantanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Kauyang tak mampu melawan berontak hatimuuntuk tidak makan berdiri di tengah suatu resepsi mewah. Berbisiklah syaithanmu: "Jika kau duduk di lantai atau di kursi malam ini citra da'wahakan ternoda." Seakan engkau-lah pemilikda'wah ini.Lupakah kau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1milimeter. Begitu jauhnya inhiraf dikalangan awam, tak lain karena paraelitenya telah salah melangkah lebihdulu. Siapa yang mau menghormati ummatyang "kiayi"-nya membayar beberapa ratusribu kepada seorang perempuan yangbeberapa menit sebelumnya ia setubuhi,lalu dengan enteng mengatakan, "Itu maharku, Allah waliku dan malaikat itu saksiku," dan sesudah itu segalanyaselesai, berlalu tanpa rasa bersalah?Siapa yang akan memandang ummat yangda'inya berpose lekat dengan seorangperempuan muda artis penyanyi lalumengatakan, "Ini anakku, karenakedudukan guru dalam Islam seperti ayah,bahkan lebih dekat lagi."Akankah engkau juga menambah barisankebingungan ummat lalu mendaftar dirisebagai 'alimullisan (alim di lidah)?Apa kau fikir sesudah semua kedangkalanini kau masih aman dari kemungkinanjatuh ke lembah yang sama? Apa bedaseorang remaja yang menzinai temansekolahnya dengan seorang alim yangmerayu rekan perempuan dalamorganisasinya? Kau andalkan penghormatanmasyarakat awam karena statusmu lalu kauserang maksiat masyarakat awam? Bukankahini mengkomersilkan kekuranganmasyarakat? Koruptor macam apa engkauini? Semoga ini tak terjadi pada dirimu,karena kafilah yang pernah berlalu taksunyi dari peruntuh bangunan yang dibinadengan susah payah.Pernah kau lihat sepasang mami dan papidengan anak remaja mereka. Tengoklahlangkah mereka di mal. Betapa besarsumbangan mereka kepada Amerika danZionis dengan banyak-banyak mengkonsumsiproduk makanan mereka, semata-matakarena nuansa "westernnya." Engkau akanmenjadi faqih pedebat yang tangguh saatengkau tenggak minuman halal itu, denganperasaan "lihatlah, betapa Amerikanyaaku". Memang, soalnya bukan Amerika ataubukan Amerika, melainkan apakah engkaupunya harga diri.Mahatma Ghandi memimpin perjuangankemerdekaan India dengan kain tenunanbangsa sendiri atau terompah lokal yangtak bermerk. Namun setiap ia menolehkekanan, maka 300 juta rakyat Indiamenoleh ke kanan. Bila ia tidur di relkereta api, maka 300 juta rakyat Indiaakan ikut tidur disana. Bila ia mintabangsanya mendongakkan kepala denganbangga, maka 300 juta bangsa India akantegak, walaupun tulang punggung merekatak kuat lagi berdiri karena lapar dankurang gizi.Kini datang "pemimpin" ummat, inginmengatrol harga diri dan gengsi ummatdengan pameran mobil dan rumah mewahserta hidup di tengah gemerlap kehidupanselebritis. Saat fatwa digenderangkan,ummat tak lagi punya kemauan untukmendengar. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang ku kumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku?"